16 Januari 2011

Tukang Gorengan VS Orang Kantoran

Mang, beli gorengan 2 ribu aja, campur bakwan, tempe, molen, tahu, pempek...oh iya sekalian cabenya tujuh genggem yach mang...cepet gak pake lama....WADEZIGGGGGGG
Kadang kita suka meremehkan pribadi sederhana yang kita anggap derajatnya jauh dibawah kita, kita suka beranggapan bahwa seorang tukang Gorengan di pinggir jalan tidak sebanding dengan kita yang keluar masuk kantor dan kemana-mana naik mobil...apalagi kita yang cuma seorang Officer doang di kantor...
walau saat ini ente menyangkal nggak pernah kepikiran seperti itu, tapi seenggak2nya ilustrasi diatas pernah terjadi walau gak segitu2nya....
 
Coba tanya diri lu masing2 soal seorang sosok penjual Gorengan dan berusahalah menjawab dengan sangat jujur, minimal jujur dengan diri elu sendiri....
Mungkin anggapan diatas bisa jadi lumrah dalem kehidupan kita, tapi pernah gak nyadari kalo kita emang sengaja dididik sejak kecil untuk menjadi seorang karyawan, pegawai kantoran atau PNS...liat aja kalo lu ketemu sama temen lama pasti pertanyaannya adalah kerja dimana sekarang dan bukan bisnis apa sekarang...
Padahal kalo boleh jujur, Penghasilan TUKANG GORENGAN di pinggir jalan berani gw jamin jauh lebih gede dibandingkan dengan Gaji perbulan yang kita dapat.
Banyak hal yg menghalangi seseorang untuk memulai usaha sendiri, hal utamanya adalah Modal, Tingkat Capeknya dan ketidak pastiannya.
 
Modal merupakan penghalang utama seseorang dalam memulai sebuah usaha, seringkali sebuah konsep yg sudah sangat matang sekalipun menjadi mentah tatkala berbicara soal modal, kalo menurut gw sich ketika seseorang telah memutuskan untuk memulai usaha sendiri, saat itu juga orang tersebut mendapatkan modal utama dalam berbisnis.
Ada pepatah yg keluar dari mulut seorang pesohor didunia ini, intinya lebih kurang seperti ini :"Bisnis itu mudah, gunakan saja uang orang lain".... yah setidaknya ungkapan tsb dapat sedikit mengobati niat yang mulai kendur saat dibenturkan dengan urusan modal.
 
Terus kalo dah ngomongin capek, mana capeknya dengan harus tepat waktu saat ngantor pagi jam 8 dan pulang kadang larut malam, kadang2 malah kena marah sama si Boss kalo telat dateng 5 menit doang karna kelamaan bermain dengan si buah hati karna ketika pulang kerja semalam si kecil udah bobok. Terus kadang kala liburan hari minggu bersama keluarga harus terganggu dengan telepon dari si Boss yg kasih PR buat senen besok
Tapi ketika elu udah jadi Tukang Gorengan, Elu adalah Seorang DIREKTUR dari usaha elu sendiri, kapanpun bisa maen sama si kecil, kapanpun bisa liburan, kapanpun bisa pulang mudik dan yg terpenting tidak perlu merengek2 dulu sama PGA

Ketidak pastian dalam berbisnis sebetulnya mudah saja diatasi, realistis aja dalam berbisnis, masak buka salon khusus ngeritingin rambut di Afrika sono? emang sih ada aja yg gunain jasa lu, tapi seberapa banyak?
ada yg bilang Usaha dibidang makanan adalah usaha yang abadi, selagi orang masih idup mengandalkan energi yg dihasilkan oleh makanan maka selama itu juga usaha lu bakal laris manis....
 
Nah sekarang malah jadi mikirkan? makanya jangan suka meremehkan orang dari profesinya...jarang ada pegawai kantoran yg jadi miliader, yang ada tukang ikan yang jadi miliader dibidang penerbangan seperti Ibu SUSI dengan SUSI AIRnya....atau seorang penjajah Telor ayam dari kampung kekampung seperti om Bob Sadino
 
Dari uraian diatas ada beberapa hal yg mungkin menginspirasi lu atau malah bikin nyampah dibenak elu karna tulisan ini gak jelas alur tujuannya kemana, yg jelas what ever....
Ingat, setiap orang memiliki jalur hidupnya sendiri, tapi tidak ada yg bisa merubahnya kecuali dirinya sendiri...mulai sekarang marilah kita mencoba untuk menghargai siapapun yg kita ketemui, baik itu karyawan kita, tukang gorengan, tukang parkir, pengamen, tukang bakso atau tukang sate sekalipun....
dan jangan lupa selalu mengucapkan TERIMA KASIH kepada siapapun..!
 

09 Januari 2011

Koin untuk Gayus

Gayus berulah lagi, jutaan orang menjadi geram karena ulahnya yg bisa dibilang "ngenyek" dan terkesan asyik bermain-main dengan hukum. Seperti yg kita ketahui bahwa selain menjadi tersangka kasus Korupsi hingga miliaran rupiah, si Gayung ini bebas pelesiran ke Bali dan menonton pertandingan Tenis disana. Dan mungkin Allah ingin menunjukan kekuasaanNya, maka adalah seorang wanita yg membuat pengakuan di koran bahwa dia pernah satu pesawat dengan orang yg mirip Gayus ketika di Singapore.
Sepertinya kalau kita telaah disini, gayus sangat menyepelekan kasus yg sedang menimpanya dan seolah2 dia menjadi raja hanya karena memiliki uang yg jumlahnya bermiliar2 tsb. Kita sebagai rakyat jelata (yg tentunya juga gayus bukan siapa2) merasa dongkol dengan kelakuannya.
Maka timbul ide gw, gimana kalo kita bikin program "KOIN UNTUK GAYUS" dimana kita mengumpulkan uang koin sebanyak2nya dari masyarakat dan akan kita berikan kepada siapa saja Hakim yang berani memvonis   MATI kepada Gayus.
Mengambil ide dari koin untuk Prita yang sangat sukses menghantarkan KEADILAN yang sebenar2nya di Republik ini dengan uang koin yang berjumlah ratusan juta itu, diharapkan Program "KOIN UNTUK GAYUS" ini dapat menstimulus para pelaku KEADILAN di Republik ini menjadi HIJAU dan berlomba2 untuk berani mengambil tindakan tegas kepada Koruptor...
Yah setidak2nya hanya UANGlah yang dapat membuat mereka menjadi ADIL.....