Namaku Budi...umurku 9 tahun
Aku seorang pengemis dijalanan
Bapakku telah meninggalkan kami sewaktu aku kecil
Ibuku cacat ketika dia bekerja di pabrik, dulu
Aku sebatangkara
menghabiskan hari dipekatnya asap jalanan
tak ada yg peduli dengan paru2 kecilku
malah mereka menutup hidung ketika aku dekati
Kecilnya lariku....harus berlomba dengan mobil2 mewah
harus lebih cepat dari langkah Polisi Pamong Praja
yang sama sekali tidak pernah mengerti arti jerit tangis kami
Ingin rasanya aku berontak, tapi mereka terlanjur menganggapku sebagai sampah
Apa mereka tidak punya anak yah dirumah?
apa kehendakku mau jadi pengemis?
Aku meneteskan air mata bukan karena takut
aku hanya terjajah hidup dinegeri yg konon telah merdeka
Ketika 1 bulan puasa...mereka ramai2 menahan lapar tanpa mengerti maknanya
ketika bedug tiba mereka melahap makanan lezat tanpa mengingat aku si Budi kecil
yang masih harus berpuasa sampai esok
sembari bertahan dari dinginnya malam aku hanya menelan ludah melihat mereka makan degan kenyangnya
Ketika lebaran tiba, hari yg mereka sebut dengan hari kemerdekaan
hari dimana dirinya merasa terlahir kembali..
terlahir kembali dengan emas, perabotan dan pakaian yang baru
mereka berpesta pora dengan segala macam masakan daging
tanpa mengingat aku si Budi kecil....
Yaa Allah....
sebelas bulan mereka melupakan aku....
ketika tiba perintah zakatmu
mereka berbondong2 memelukku hanya untuk 1 menit saja
lalu segera kembali melupakan Budi kecil....
Takbir berkumandang dimalam yg penuh cahaya...
bintang2pun tunduk atas kebesaranMu
langit malampun meneteskan air mata memujaMu
Sungguh malam terindah dalam hidupku...
Malam ini akan kurindukan kembali dalam kedamaian lelapku
dipangkuan Ibu yg telah tua rentah
namun Alhamdulillah kami masih bisa menyebut namaMu....
0 komentar:
Posting Komentar
Blog ini adalah blog Dofollow, tinggalkan pesan disini untuk mendapatkan Backlink...