24 Februari 2009

Siti Fatimah dan cinta abadi (The Legend of Pulau Kemaro) #Part2

Hangat mentari menerpa wajah tampan yang sedang berbaring disebuah ranjang berukir. Desiran angin mencoba bernyanyi melalui jendela bertirai sutra.
Sepasang mata itu lalu mengerdip untuk beberapa saat sampai benar-benar terbuka lebar.

Disebuah ruangan besar, nampak duduklah beberapa orang yang telah mengenakan jubahnya. Tak lama kemudian Sang Pangeran dengan sigap memasuki ruangan itu. Ditatapnya Kaisar yang tak henti-hentinya mengelus janggutnya yang panjang.
"Pangeran Tan, Sekali lagi kuperintahkan kau untuk membuka jalur perdangan ke Selatan dan berhati-hatilah engkau" Kaisar membuka pertemuan di pagi hari itu dengan lantang.
"Baik yang mulia, izinkan hamba untuk membawa prajurit laut yang handal untuk berlayar ke Selatan" Ujar Pangeran Tan.
"Namun yang Mulia, ada baiknya Pangeran Tan juga dikawal oleh Prajurit perang untuk berjaga-jaga, sebab dari pelaut-pelaut Tiongkok sering kali mengabarkan bahwa mereka dirompak di Laut Selatan" ucap Perdana Mentri yang mencoba melindungi Pangeran Tan dari bahaya.
"Baiklah, besok engkau akan bertolak ke Selatan dengan Prajurit Perang Istana" perintah Kaisar kepada Pangeran Tan.

Setelah pertemuan di pagi hari itu, Pangeran Tan menyempatkan diri untuk bertemu dengan kekasih hatinya disebuah taman.
"Yang Mulia, apakah kau akan kembali?" ujar Sinzui kepada Pangeran Tan.
Pangeran Tan berdiam diri, sesaat dia menyodorkan setangkai bunga kepada Sinzui sambil berkata "Layunya kelopak bunga ini sebagai pertanda aku telah kembali kepadamu".
"Tapi Yang Mulia, Pelaut-Pelaut Tiongkok yang gagah beranipun tak mampu berlayar jauh ke Selatan"
"Ketika genderang Tiongkok digemahkan, pantang bagiku menurunkan biduk" dengan lanatang Pangeran Tan mencoba memberi pengertian kepada Sinzui.
lalu Sinzui mencium setangkai bunga taman ditangannya yg halus itu, dengan mata berbinar dia menatap Pangeran Tan seraya berkata "Janganlah engkau tunggu laut mengering sehingga tak lagi kudapatkan setitik air untuk menjaga kelopak-kelopak bunga ini wahai Pangeran".

To be Continued again to Part #3

0 komentar:

Posting Komentar

Blog ini adalah blog Dofollow, tinggalkan pesan disini untuk mendapatkan Backlink...