02 Maret 2009

Siti Fatimah dan cinta abadi (The Legend of Pulau Kemaro) #Part3

Udara dingin sesekali mencabik-cabik tubuh. Disebuah Pelabuhan kapal yang ramai dengan kesibukan pelayaran, nampak segerombolan orang sedang berbaris rapih.
"Kaisar, saya pamit meninggalkan Istana, do'akan hamba agar mampu mengemban tugas darimu" ucap Pangeran Tan
"Baiklah Pangeran, kurestui perjalananmu agar rakyat-rakyatmu menjadi sejahtera dengan upaya yang akan segera kau rintis, sesungguhnya engkau akan menjadi Kaisar yang bijaksana kelak"

Nampak setitik air mata turun dari pipi merona seorang gadis cantik, nampaknya Sinzui tak mampu melepaskan kekasih hatinya berlayar. Ada kegundahan menemani perjalanan itu.
"Berhati-hatilah wahai engkau Pangeranku, semoga engkau terlindungi" Gadis cantik itu berkata kepada Pangeran Tan
"Tak perlu kau khawatirkan, perjalananku ini akan berakhir hanya dalam dua purnama saja, kuharap engkau selalu menantikanku di Pelabuhan ini" pinta Pangeran

Layar dikembangkan, perlahan perahu mulai bergerak meninggalkan Pelabuhan Tiongkok. Semakin jauh perahu itu berlayar, semakin sayup terlihat dan kemudian hilang dari Pandangan.
Didalam perahu kerajaan itu, Pangeran memerintahkan Nahkoda untuk masuk ke biliknya.
"Ada apa gerangan Pangeran memanggilku" Nahkoda kapal bertanya.
"Nahkoda, apakah benar dilaut selatan kita akan berhadapan dengan para perompak lautan?" tanya Pangeran
"Menurut kabar yg hamba dapat dari Pelayar Tiongkok memang demikian Paduka, namun Paduka Pangeran tidak usah gusar karena armada perang kita mampu mengatasinya" jelas sang Nahkoda.

Diperairan selatan yang sunyi dan senyap, tiba-tiba teriakan sang awak pengintai memecah malam yang hening itu.....
Dengan tergopoh-gopoh Pangeran Tan keluar dari biliknya dengan sebilah pedang tajam, dari jauh dilihatnya segerombolan kapal berbendera perompak mendekati kapal kerajaannya.
"Siapkan pasukan perang kerajaan...." teriak Pangeran Tan....

Ketika kapal-kapal itu mendekat, nampaklah puluhan orang menaiki perahu Pangeran Tan. Mereka membawa pedang ditangan masing-masing.
Prajurit kerajaan segera menyambut mereka dengan gagah berani, tampak Pangeran Tan sedang mengayun-ayunkan pedangnya...

Suasana semakin riuh, tampak kilatan pedang terus menghunus kesana kemari...keadaan dikapal kerajaan makin tak terkendali. Ternyata Prajurit istana tidaklah sebanding dengan perompak yg jumlahnya Puluhan bahkan Ratusan itu....

Nahkoda segera mendekati Sang Pangeran...
"Pangeran, segeralah naiki sekoci, nampaknya kalo kita terus bertahan kita akan hancur"
"Aku tidak mau mati sebagai Pengecut, aku akan terus berperang apapun yang terjadi" teriak Pangeran Tan
"Tapi Pangeran, rakyat di Tiongkok menanti Pangeran pulang dengan selamat, Tolonglah Pangeran, bantu saya menghapus dosa yang lebih besar lagi" pinta Nahkoda

Akhirnya ditemani oleh Prajurit Pangeran Tan naik kesekoci. Dengan perlahan sekoci itu menerobos malam tanpa diketahui oleh para perompak...

to be continued........

0 komentar:

Posting Komentar

Blog ini adalah blog Dofollow, tinggalkan pesan disini untuk mendapatkan Backlink...